Senin, 28 Mei 2012

Mesin Pemanen Tebu,,,,,,,,,,,,,,


Mesin Panen Tebu
(SUGARCANE HARVESTER)


Panen

Pelaksanaan panen pada tanaman tebu meliputi beberapa kegiatan utama, yaitu taksasi hasil perencanaan pelaksanaan tebang berdasarkan analisis pendahuluan kemasakan tebu dan tebang angkut.

Taksasi Hasil

Taksasi hasil dilakukan untuk menaksir hasil tebu yang akan diperoleh nantainya, sehingga dapat direncanakan berapa lama hari giling, berapa tenaga kerja yang harus disiapkan dan berapa banyak bahan pembantu di pabrik yang harus disediakan. Umumnya taksasi dilakukan 2 kali yaitu pada bulan Desember dan Februari. 

Pelaksanaan Tebang

Digunakan dua metode penebangan yaitu tebu hijau (Green Cane) dan tebu bakar (Burn Cane). Metode tebu hijau adalah menebang tebu dalam kondisi tanpa ada perlakuan pendahuluan, sedangkan tebu bakar adalah dilakukan pembakaran sebelum tebang untuk memudahkan penebangan dan mengurangi sampah yang tidak perlu. Tebu di Jawa dilakukan tanpa bakar, sedangkan di luar Jawa khususnya Lampung ± 90% dilakukan dengan bakar.

Cara pemanenan tebu
A.    Pemanenan tebu secara manual
Pemanenan tebu secara manual dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) loose cane, dan (2) bundle cane. Hasil panen dari loose cane berbentuk lonjoran yang lepas dan dimuat ke kendaraan angkut menggunakan grab loader, sedangkan hasil panen dengan cara menggunakan bundle can berbentuk lonjoran yang terikat dan dimuat ke kendarran angkut menngunakan tenaga manusia.
Tahap pelaksnaan pemanenan tebu dengan cara loose cane ( Soepardan, 1988):
a.       Daun tebu kering dibersihhan dan diletakkan dalam satu barisan
b.      Pangkal batang tebu di permukaan tanah dipotong
c.       Pucuk batang tebu di potong
d.      Potongan batang tebu ditumpum pada satu barisan, umumnya 4 atau 6 deretan tebu yang telah ditebang disusun menjadi 1 deretan melintang.
Tahap-tahap pemanenan tebu dengan cara bundle cane adalah sama dengan loose cane, perbedaannya terletak pada potongan batang –batang tebu yang diikat dengan jumlah tertentu kemudai disusun pada suatu barisan.  
Kapasitas lapang pemanenan tebu secara manual umumnya sebesar 0,0025 ha/jam/orang. Apabila dalam 1 hari bekerja selama 8 jam maka akan diperoleh luasan tebu panen 0,02 ha. Pabrik gula yang mempunyai areal tebu panen seluas 15.000 ha, maka akan diperlukan 750.000 hari orang pemanen tebu. Kondisi ini telah memicu penggunaan mesin panen tebu yang mempunyai kapasitas tebang lebih besar.


Gambar 1.Pemanenan tebu secara manual
B.     Pemanenan tebu secara mekanis
Factor-faktor yang menyebabkan dilakukannya panen tebu secara mekanis menggunakan mesin panen tebu (sugarcane harvester) diantanya adalah:
a.       kesulitan memperoleh tebang tebu karena adanya persaingan memperoleh tenaga kerja penebang tebu, terutama untuk pabrik gula didaerh yang jarang penduduknya.
b.      Tenaga tebang tebu hanya bekerja 8 jam per hari
c.       Kapasitas tebang tebu mesin pemanen tebu jauh lebih besar disbanding tenaga kerja tebang tebu.
d.      Waktu panen tebu yang optimum umumnya relative lebih singkat sehingga penggunaan mesin panen tebu (sugarcane harvester), terutma pada daerah dengan tenaga kerja terbatas, akan dapat membantu penyelesaian kegiatan pemanenan tebu pada waktu yang telah ditentukan, sehingga susut tebu atau gula dapat dikurangi.
Factor-faktor yang ditimbulkan oleh keadaan lahan tempat mesin panen tebu dioperasikan yang mempengaruhi efisiensi waktu dan biaya pemanenan, diantaranya adalah:
1.      Kemiringan lahan
2.      Pola kebun
3.      Tinggi dan panjang gulukan
4.      Kebersihan lahan dari benda-benda yang dapat mengganggu kinerja mesin.
Pemanenan tebu secara mekanis dapat dengan dua cara, yitu menggunakan wholestalk harvester dan cooper harvester. Kedua jenis mesin panen tersebut berbeda dalam hal hasil potongan batang tebu panen.
Wholestalk harvester memotong tebu pada pangkal batang dekat permukaan tanah, kemudian dibawa ke belakang dan disusun di atas gundukan. Dengan demikian, tebu hasil panen masih berupa lonjoran batang tebu utuh yang diletakkan di atas permukaan tanah. Tebu hasil panen dengan cara seperti ini sering tercampur kotoran(tanah) pada saat permutannya ke alat angkut yang akan membanya ke pabrik.
Chopper harvester memotong tebu berupa potongan-potongan berukuran pendek. Tebu yang sudah dipotong pada pangkal akan di potong lagi menjadi potongan-potongan lebih pendek yang disebut billet dengan ukuran 20X40 cm. Penggunaan cooper harvester lebih akan lebih menguntungkan disbanding wholestalk harvester untuk berupa kondisi tertentu. Pada table diperlihatkan perbedaan penggunaan dan hasil panen tebu menggunakan kedua jenis mesin panen tebu tersebut.

indikator
Wholestalk harvester
Copper harvester

Proses pemanenan tebu


Memotong tebu pada pangkal batang dekat permukaan tanah, kemudian dibawa ke belakang dan disusun di atas guludan


Tebu yang sudah dipotong pada pangkal batangnya akandipotong lagi menjadi potongan-potongan lebih pendek


Ukuran batang tebu panen


Lonjoran (batang tebu utuh)


Potongan-potongan pendek


Kebersihan batang tebu panen


Tercampur kotoran (tanah)


Hampir tidak tercampur kotoran


Kapasitas angkut kendaraan pengangkut batang tebu panen


Lebih rendah


Lebih tinggi


Lama waktu tunggu setelah dipanen sebelum digiling


Lebih dari 24 jam


Kurang dari 16 jam




Proses yang terjadi dalam suatu unit mesin panen tebu chopper harvester secara umum dapat di jelaskan sebagai berikut :
1.      Mengarahkan batang tebu dalam suatu barisan kedalam bagian pemotong batang tebu.
2.      Memotong pucuk batang tebu
3.      Memotong batang tebu di permukaan tanah
4.      Menggoncang batang tebu supaya terlepas dari tanah dan pasir yang menempel
5.      Memotong batang-batang tebu menjadi billet
6.      Membawa billet  menggunakan conveyer
7.      Membuang sampah dan material yang ringan
8.      Memuat billet ke kendaraan angkut

Aliran potongan batang-batang tebu dan material-material yang terbawa dalam proses pemanenan tebu (chopper harvest dan wholestalk harvester) dapat dilihat pada gambar dibawah ini.






Gambar 2. Aliran tebu di dalam mesin panen tebu (chopper harvester)


Gambar 3. Contoh wholestalk harvester yang dikembangkan oleh MERADO (CMERI)

Gambar 4. Contoh chopper harvester yang dioperasikan di Australia (Cairns, 2004)


Minggu, 08 April 2012

makalah kimia inti

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Atom adalah struktur terkecil suatu unit, oleh karena itu semua yang ada di alam semesta ini terdiri dari atom-atom penyusunnya. Termasuk unsur-unsur yang tersedia di alam yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kimia inti adalah ilmu yang mempeloajari tentang  Perubahan-perubahan dalam inti atom.
Sesungguhnya atom adalah unit dasar pembangun kehidupan  sehingga sangat erat hubungannya dengan kegiatan sehari-hari. Seperti dalam bidang  kesehatan, pertanian, industry, peternakan, biologi, dan sebagainya.
1.2  Rumusan masalah

Apakah manfaat dari unsur radio aktif?
Apakah bahaya dari unsur radio aktif?
Apakah macam-macam jenis limbah radio aktif?
Bagaimanakah cara pengolahan limbah radio aktif yang baik dan benar?
                                                                                                                               
1.3  Tinjauan pustaka
      Pada bagian ini dipaparkan teori-teori serta pustaka yang dipakai pada waktu pembuatan makalah. Teori-teori ini diambil dari buku literatur dan dari internet. Teori yang dibahas meliputi teori tentang kimia inti, sifat-sifat kimia inti (radio aktif) dan limbah radio aktif.

a.       Kimia inti

Kimia inti adalah kajian mengenai Perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif transmutasi inti merupakan reaksi inti. Radio kimia mempelajari tentang pengguneen teknik-teknik kimia dalam mengkaji zat-zat radioaktif tersebut. Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel dan atau radiasi elektromagnetik oleh inti yang tidak stabil secara spontan. Semua unsure yang memiliki nomor atom lebih besar dari 83 adalah  radioaktif. Peluruhan radioaktif terjadi melalui pemancaran partikel dasar secara spontan. Contoh : polonium-210 meluruh spontan menjadi timbale-206 dengan memancarkan partikel α. Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti oleh neutron, proton, atau inti lain.

b.      Sifat-sifat kimia inti

Sinar sinar radio aktif mempunyai sifat-sifat
1.      Dapat menembus kertas atau lempengan logamtipis.
2.      Dapat mengionkan gas yang disinari.
3.      Dapat menghitamkan plat fim.
4.      Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (flourensiasi)
5.      Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi 3 berkas sinar yaitu sinar alfa, beta dan gama.

c.       Limbah radio aktif
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir dan fasilitas pemanfaatan zat radioaktif, yang tidak dapat digunakan lagi. Limbah radioaktif berdasarkan bentuk fisiknya terdiri dari limbah radioaktif padat, cair dan gas. Limbah cair dibedakan menjadi aqueous dan organik, sedangkan limbah padat dibedakan menjadi tekompaksi - tidak terkompaksi dan terbakar – tidak terbakar.

















BAB  II
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis
Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium tesebut. Para peneliti ini juga menemukan bahwa banyak unsur kimia lainnya yang mempunyai isotop radioaktif. Radioaktivitas juga memandu Marie Curie untuk mengisolasi radium dari barium; dua buah unsur yang memiliki kemiripan sehingga sulit untuk dibedakan.
                        Dewasa ini di beberapa negara maju memanfaatan unsure radio aktif (nuklir) di berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti di bidang penelitian, pertanian, kesehatan, industri, dan energi sudah begitu pesat, maka sudah sewajarnya potensi tenaga nuklir yang cukup besar tersebut dikembangkan dan dimanfaatkan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Diantaranya adalah:

A. Bidang kedokteran
 I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan otak
Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
P-32 Penyakit mata, tumor dan hati
Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah
Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru
Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia
Co-60 Membunuh sel-sel kanker

B. Bidang Hidrologi.
1.N-24 Mempelajari kecepatan aliran sungai.
2.N-24Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.

C. Bidang Biologis
1.I-131 untuk Mempelajari kesetimbangan dinamis.
2. O- 18 Mempelajari reaksi pengesteran/esterfikasi.
3.C-14 Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

D. Bidang pertanian.
1. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis
2. Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
3. Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan bawang
4. untuk mendeteksi efektinitas pemupukan

E. Bidang Industri
1. sinar gamma/x Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam
2. Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam
3. sinar gamma Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
5.. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja

F. Bidang Arkeologi
1. Menentukan umur fosil dengan C-14

Namun, di samping manfaatnya yang begitu besar tenaga nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup apabila dalam pemanfaatan tenaga nuklir, ketentuan-ketentuan tentang keselamatan nuklir tidak diperhatikan dan tidak diawasi dengan sebaik-baiknya. Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang. Selain itu efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti berikut ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya denyut jantung atau nadi. Berdasarkan dari segi cepat atau lambatnya penampakan efek biologis akibat radiasi radiaktif ini, efk radiasi dibagi menjadi berikut :
a.       Efek segera
Efek ini muncul kurang dari satu tahun penyinaran. Gejala yang biasnya muncul adalah mual dan muntah-muntah, rasa malas dan lelah serta terjadi Perubahan butir darah.
b.      Efek tertunda
Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun penyinaran. Efek tertunda ini dapat diderita oleh turunan dari orang yang menerima penyinaran atau terasdiasi.
Sehingga untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan pengelolaan limbah radio aktif dengan baik. Pengelololaan limbah radioaktif terdiri dari rangkaian kegiatan yang meliputi tahapan pengumpulan, pengelompokkan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan/atau pembuangan limbah radioaktif. Pengelolaan limbah radioaktif dapat dilakukan dengan sistem sentralisasi atau desentralisasi, bergantung dengan kebijakan setiap negara. Yang termasuk kedalam limbah radio aktif diantaranya adalah

1. Limbah Radioaktif Cair
Pada fasilitas produksi radioisotop, limbah radioaktif cair dihasilkan dari proses pelindihan atau pendinginan material, dalam jumlah kecil akan mengandung pengotor yang bersifat radioaktif sehingga bersifat aktif. Di bidang kesehatan, limbah radioaktif cair antara lain hasil ekskresi pasien yang mendapat terapi atau diagnostik kedokteran nuklir.

2. Limbah Radioaktif Padat
Kebanyakan limbah radioaktif padat yang dihasilkan dari fasilitas kesehatan dan laboratorium penelitian mempunyai sifat dapat terbakar, misalnya: tissue, kertas, kain, karton, sarung tangan, pakaian pelindung, masker, bangkai binatang dan material biologi lain.

 3. Limbah Radioaktif Gas
Limbah radioaktif gas dapat dihasilkan pada aplikasi zat radioaktif terutama bidang kesehatan. Aplikasi khusus dibidang kesehatan menggunakan zat radioaktif berbentuk gas, misalnya 133Xe, 81mKr, 99mTc dan pemancar positron berumur paro pendek seperti 18F dan 11C untuk investigasi terhadap ventilasi paru-paru.

4. Sumber Radioaktif Bekas
Sumber radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi memerlukan pengkondisian dan disposal yang
sesuai. Sumber radioaktif bekas dibedakan menjadi:
1) Sumber dengan umur paro ≤ 100 hari dengan aktivitas sangat tinggi.
2) Sumber dengan aktivitas rendah, misalnya untuk tujuan kalibrasi.
3) Sumber yang berpotensi memberikan bahaya kontaminasi dan kebocoran.
4) Sumber dengan umur paro >100 hari yang memiliki aktivitas tinggi maupun rendah .

Pengolahan limbah radioaktif yang dilakukan oleh pihak pengolah dimaksudkan untuk mereduksi volume limbah dan mengurangi paparan radiasi dari limbah radioaktif agar tidak membahayakan manusia dan lingkungan sehingga dosis radiasi yang diterima oleh pekerja akibat adanya limbah tersebut tidak akan melebihi ketentuan dosis tahunan yang telah ditetapkan.
Jenis pengolahan limbah radioaktif berbentuk padat yang telah dipraktekkan, antara lain: kompaksi, insenerasi dan imobilisasi tetapi tidak berlaku untuk sumber radioaktif bekas.

a. Kompaksi:
Limbah padat yang akan dikompaksi harus memenuhi persyaratan:
1. Tidak mengandung limbah yang bersifat destruktif terhadap bungkusan limbah
2. Tidak mengandung limbah bersifat infektan
3. Tidak mengakibatkan tekanan pada kointainer yang menyebabkan pelepas gas atau                            kontaminan
4. Tidak mengandung cairan untuk menghindari kebocoran pada bungkusan limbah
5. Tidak mengandung bubuk aktif yang dapat mengkontaminasi
6. Tidak mengandung bahan kimia reaktif



b. Insenerasi:
Limbah radioaktif padat yang diolah dengan insenerator harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Tidak menimbulkan tekanan yang dapat menyebabkan pelepasan tak terkendali
b) Tidak mengandung bahan beracun yang mudah menguap
c) Kadar air diatur untuk menghasilkan pembakaran sempurna
d) Dilakukan pengolahan lanjutan terhadap residu
e) Bahan yang bersifat lembab dikendalikan
f) Dilengkapi dengan pengendali debu
c. Imobilisasi:
Imobilisasi terhadap limbah padat bertujuan mencegah pergerakan/sebaran limbah padat ke lingkungan. Limbah padat yang diimobilisasi adalah konsentrat evaporasi, abu insenerator, limbah padat hasil pengkompaksian. Imobilisasi menggunakan bahan pengikat seperti semen, zeolit, bentonit.
Terdapat beberapa jenis pengolahan limbah cair, pemilihan jenis pengolahan bergantung pada pertimbangan keselamatan, teknis dan keuangan. Selain itu juga bergantung pH dan kandungan partikel padat, garam, dan asam. Pengolahan limbah cair antara lain: presipitasi, evaporasi, ion exchange, insenerasi (limbah cair organik), pengolahan tersebut akan menghasilkan limbah cair sekunder yang harus dikendalikan. Pengolahan limbah radioaktif berbentuk gas dilakukan dengan cara pengkondisian sampai memenuhi persyaratan pelepasasan setempat sehingga gas tersebut dapat langsung dilepaskan ke atmosfer. Namun untuk gas yang mengandung partikulat radioaktif perlu dikendalikan dengan alat penyaring udara sebelum dilepaskan ke atmosfer.
























BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kimia Inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom.Perubahan ini disebut reaksi inti.Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti.  Dan radioaktivitas tidak dapat dilepaskan dalam pembahasan kimia inti.Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran partikel atau radiasi elektromagnetik oleh inti yang tidak stabil secara spontan. Radioaktivitas ditemukan oleh ahli fisika Perancis Henri Becquerel. Unsure radio aktif dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti di bidang penelitian, pertanian, kesehatan, industri, dan energi sudah begitu pesat.
Energy nuklir juga mempunyai dampak terhadap kehidupan manusia diantaranya adalah : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya denyut jantung atau nadi. Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan pengelolaan limbah radio aktif dengan baik. Pengelololaan limbah radioaktif terdiri dari rangkaian kegiatan yang meliputi tahapan pengumpulan, pengelompokkan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan/atau pembuangan limbah radioaktif. Pengelolaan limbah radioaktif dapat dilakukan dengan sistem sentralisasi atau desentralisasi. Macam-macam limbah radioaktif diantaranya adalah limbar radio aktif cair. Limbah radioaktif padat, limbah radioaktif gas, sumber bebas.
















DAFTAR PUTAKA




http://renideswantikimia.wordpress.com diakses tanggal : 3 maret 2012 jam 19.16 WIB

http://www.batan.go.id/ptlr/08id/files/u1/jurnal/ diakses tanggal : 3 maret 2012 jam 19.30 WIB

http://renideswantikimia.wordpress.com diakses tanggal : 2 april 2012 jam 08.00 WIB